Saturday, October 25, 2008

eramuslim digest edisi kedelapan

judul : The Satanic Finance


tema utama : Konspirasi Di Balik Sistem Keuangan Dunia


daftar isi :

• SATANIC FINANCE
• DOLLAR, EURO, RUPIAH ...
• SEJARAH UANG
• UANG DALAM DOKTRIN ZIONIS
• UANG DAN STRATEGI ZIONIS
• TEMPLAR DAN KONSPIRASI TERHADAP EMAS
• JARINGAN BANK INTERNASIONAL
• EMAS : THE REAL VALUES
• DARI DINAR KE UANG KERTAS
• 8 HAL YANG PATUT DIKETAHUI TENTANG EMAS
• INVESTASI EMAS : DINAR, LANTAKAN, ATAU PERHIASAN
• SIMBOL 666 : MATA UANG BARU
• DOLLAR RESISTANCE MOVEMENT
• ADA APA DIBALIK BANK ISLAM
• PERJALANAN DINAR DIRHAM MODERN
• KEBANGKITAN DINAR DIRHAM


Sinopsis


Pada awal 1998, sebuah motor yang cukup bagus di Jakarta sudah bisa dimiliki dengan harga sekitar tiga jutaan. Namuan ketika krisis moneter menghantam Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada bulan Mei 1998, sebuah motor di Jakarta harganya melambung jauh, berlipat lipat menjadi belasan juta rupiah. Di tempat lain, kondisinya serupa. Bukan harga motor saja yang meroket, seluruh produk mengalami lonjakan harga yang berlipat lipat tak terkendali.

Disaat yang sama, seorang warga jakarta melakukan investigasi dengan mengumpulkan koin emas. Di awal 1998 dengan koin emas yang dia miliki hanya bisa membeli satu - dua hektar tanah di pinggiran jakarta. Namun ketika krisis moneter menghantam, dengan jumlah koin emas yang sama, dia mampu membeli berhektar hektar tanah ditempat yang sama, tidak hanya 1-2 hektar.

Kasus diatas hanyalah sebagian kecil dari gambaran bahwa sesungguhnya mata uang yang kita punyai tidak memiliki apa apa. Uang kartal seperti rupiah, dollar, yen, euro dan sebagainya sesungguhnya tidak memiliki nilai sejati didalamnya. Beda dengan koin emas atau perak yang memang memiliki nilai intrinsik atau nilai sejati yang melekat pada dirinya.
Tahukah anda jika sistem keuangan dunia sekarang ini merupakan hasil konspirasi dan rekayasa kaum Yahudi ? Agar kaum Yahudi bisa menjajah seluruh umat manusia dengan sistem dajjal yang menipu ini. Bahkan The Federal Reserve Bank, yang mencetak mata uang dollar AS, pun dibentuk di Pulau Dajjal (Jekyll Island).

Dalam edisi 8, eramuslim digest akan mengupas dan membongkar sistem mata uang dunia yang sekarang berlaku. Agar kita paham bahwa sesungguhnya mata uang sejati adalah apa yang telah rasulullah SAW contohkan, yakni dengan kembali mempergunakan dinar dan dirham..

eramuslim digest edisi ketujuh




judul
: Genesis of Zionism


tema utama : Jejak Berdarah Yahudi Sepanjang Sejarah (2)


daftar isi :

22 Yerusalem 1099-1187
28 Perancis Selatan
32 Freemasonry
36 Kuasai Inggris
40 Oliver Cromwell
42 Illuminati & Revolusi Perancis
48 Basle, August 1897
54 Herzl & Sultan Abdul Hamid II
56 Lawrence, Yahudi di Belakang Saudi Arabia
60 Mafia
66 The Fed Kuasai Amerika
70 Konspirasi Pulau Dajjal
74 Albert Pike: Program Perang Dunia
78 Weizmann dan Deklarasi Balfour
82 Nazi: Zion Connection
88 Mitos Holokus
92 Tragedi Palestina
96 Hegemoni Ekonomi Dunia
112 Trilogi Matrix & Zion



hal 3 - Sapa


Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,

Pembaca Yth,

Dalam edisi 7 lalu, kami telah mengetengahkan tema “Genesis of Zions” bagian pertama. Edisi 8 yang ada dihadapan Anda merupakan lanjutan dari edisi 7 yang insya Allah bisa melengkapi apa yang telah kami sajikan di edisi sebelumnya.

Pembaca Budiman, jika di edisi 7 kami mengupas tentang jejak berdarah Bani Israel yang banyak melakukan pembunuhan terhadap para Nabi Allah SWT hingga ke masa-masa menjelang Perang Salib, maka di edisi 8 ini kami akan melanjutkannya dengan membahas peranan mereka, kaum Kabbalah pengikut iblis ini dalam masa Perang Salib, konspirasi sepanjang sejarah yang banyak menumpahkan darah dalam perjalanan dunia, aneka revolusi dan tragedi yang mereka buat, hingga ke masa sekarang ini, termasuk peran Yahudi di Indonesia.

Percaya atau tidak, semua peristiwa besar sejarah, semua tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi di dunia, seluruhnya didalangi oleh kaum Yahudi Talmudian ini. Maha benar Allah yang telah memperingatkan kita betapa kaum Yahudi ini tidak bisa dipercaya dan tidak bisa dijadikan sahabat, karena mereka selalu saja cenderung pada kejahatan, cenderung pada kesesatan, dan pengkhianatan. Alangkah bodohnya orang yang masih saja percaya atau menyimpan prasangka baik kepada mereka.

Kami hanya mengharap, semoga sajian kami yang sederhana namun sangat informatif ini bisa menjadi kontribusi bagi dakwah Islam yang sama-sama kita perjuangkan. Selamat menyimak dan sebarkanlah majalah ini ke saudara-saudara kita semua sebagai bagian dari perjuangan dakwah Islam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


hal 10 - Suara Pembaca

HARUS PROFESIONAL

Eramuslim Digest bagaimana pun merupakan satu terobosan menyegarkan di tengah kejumudan media Islam lainnya di negeri ini. Tidak ada majalah Islam seperti Eramuslim Digest, baik dari sisi penyajian, pemilihan tema yang cerdas, tematikal, tata halaman, hingga pemilihan harga satu dirham yang merupakan sesuatu yang baru. Semua ini menjadikan Eramuslim digest sebagai media Islam pelopor, yang insya Allah akan menciptakan Trendsetter, bukan Follower.

Saya telah mengikuti majalah ini selama enam edisi. Sejumlah kekurangan yang ada terletak pada resolusi gambar yang kurang sehingga sejumlah gambar atau foto masih tampak kasar gradasinya, lalu masih adanya kesalahan ketik yang walau pun tidak fatal namun bagaimanapun bisa mengurangi kualitas majalah, dan yang terakhir adalah jadwal terbit yang belum bisa teratur. Seharusnya Eramuslim Digest harus memenuhi semua ini jika ingin leading dalam bisnis industri media nasional, karena bukan tidak mungkin celah pasar dan segmentasi majalah ini tengah dilirik majalah lainnya.

Mudah-mudahan, ke depannya Eramuslim Digest bisa sedikit demi sedikit membenahi semua itu. Saya dan teman-teman banyak berharap pada majalah ini. Tidak hanya saya yang sudah tua menyukai pembahasannya, anak-anak saya yang masih duduk di sekolah lanjutan pertama dan lanjutan atas pun sudah suka membolak-balik majalah ini. Bravo Eramuslim Digest!

Muhammad Akbar, Karyawan Swasta

Jakarta

KENAPA TIDAK DARI DULU...

Saya sudah tahu ada majalah ini sejak edisi pertama ”Israeli Nuke” di pengajian kantor. Beberapa teman saya langsung berlangganan, sedangkan saya masih suka beli eceran. Tapi sekarang, harganya dalam rupiah sudah naik dua kali lipat! Walau tetap satu dirham. Edisi pertama harganya dalam rupiah sekitar Rp. 26.00,-, namun dalam edisi 6 harga dalam rupiah sudah Rp. 41.000,-! Ini merupakan fakta yang tidak bisa dibantah bahwa nilai intrinsik mata uang kita terus merosot dan merupakan cermin kesehatan perekonomian kita.

Saya menyesal kenapa tidak sejak dulu saya berlangganan. Kalau dari dulu kan bisa mendapat harga dalam rupiah yang murah. Tapi kalau sudah begini ya apa boleh buat... Padahal saya ingin mengoleksi seluruh edisi Eramuslim Digest yang memang membahas masalah-masalah yang langka dan menarik.

Saya usul, bagaimana jika kru Eramuslim Digest juga menjual dirham, agar pembaca bisa mendapatkan dirham (juga dinar), ya buat investasi dan juga buat beli Eramuslim Digest, he he he... Teruslah berkarya, semoga tetap istiqomah...

Nur Sukandar, karyawan swasta

Jakarta

GAK MAHAL KOK...

Eramuslim Digest memang majalah yang baru dan cerdas! Saya baru mengetahui majalah ini pada edisi ke-3 ”The New Jerusalem”. Isinya benar-benar menarik dan membuka wawasan saya. Lalu saya beli edisi 1 dan juga edisi 2-nya. Karena majalah ini bersifat tematis, maka tidak ada yang basi dalam pembahasannya. Sungguh, cerdas. Sekarang, setiap bulan saya memantau apakah sudah ada edisi berikutnya yang terbit.

Beberapa teman saya, juga di situs Eramuslim Digest sendiri beberapa pembaca menyatakan majalah ini kemahalan harganya. Menurut saya hal ini tidak benar. Tidak percaya? Ada sebuah majalah luar negeri yang dibuat di Indonesia dimana bentuk, jenis kertas, ketebalan halaman, dan segala hal lainnya sama dengan Eramuslim digest dan dipatok dengan harga Rp. 50.000,- Tapi para pembacanya tidak pernah protes. Apakah karena majalah itu majalah luar negeri dan Eramuslim Digest majalah hasil karya anak negeri maka mendapat perlakuan beda? Padahal harga kertas, ongkos percetakan, harga tinta, dan lain-lainya, harganya sama saja.

Sebab itu, sebenarnya harga Eramuslim digest tidaklah mahal. Bukankah harga majalah ini nyaris sama dengan jumlah nominal pulsa ponsel yang sering kita beli? Saya pribadi menyamakan hal ini agar tidak merasa berat. Kebudayaan kita memang masih sangat pelit teradap ilmu, dan royal terhadap segala hal yang bersifat hura-hura. Tidak percaya? Berapa honor seorang guru, dosen, atau penceramah setiap kali mengajar di depan kelas atau di depan para jemaahnya? Sedikit sekali bukan? Lalu coba kita bandingkan dengan honor seorang artis yang menyanyi, lenggak-lengok badan, di atas pentas? Perbedaannya sangat besar bahkan bisa jadi sampai beribu persen. Inilah sistem kapitalistis.

Kita umat Islam seharusnya sadar dan tidak tertipu. Umat Islam seharusnya lebih menghargai karya intelektual, yang mencerdaskan, ketimbang menghargai artis atau acara-acara hura-hura. Bukan sebaliknya. Paradigma kita memang harus diubah, janganlah kita terus memelihara paradigma yang salah yang sudah berabad-abad ditanam oleh para penjajah ke dalam otak kita. Jika tidak sekarang, kapan lagi...?

Arie Widyawati, Karyawan Swasta

Bekasi

USUL TEMA

Tema-tema yang dibahas dalam Eramuslim Digest sungguh telah membuka wawasan dan cara berpikir saya. Selama ini kita ternyata telah dibohongi oleh media-media besar yang sebenarnya dikuasai kaum Yahudi Internasional. Untuk itu saya mengucapkan salut kepada redaksi Eramuslim Digest yang sungguh-sungguh beda di dalam menyampaikan semua pengetahuan ini.

Jika boleh, saya juga ingin mengusulkan tema yang mudah-mudahan bisa dibahas di dalam edisi Eramuslim Digest selanjutnya, seperti tema tentang tokoh-tokoh Yahudi perusak dunia, Yahudi dan dunia militer, Yahudi dan jaringan media massa global, penghancuran perekonomian Indonesia (yang saya yakin juga ada Yahudi di belakangnya), Nazi dan Yahudi, dan sebagainya. Ini tema-tema yang sangat menarik untuk diketahui banyak kalangan. Saya pribadi juga ingin tahu lebih banyak soal ini semua.

Jika ini semua dibahas, nantinya kita—minimal—akan tahu Yahudi secara panjang lebar, ya sejarah aslinya dan juga kiprahnya dewasa ini. Mengapa harus selalu Yahudi? Ya, karena Yahudilah yang merupakan satu kaum yang paling keras permusuhannya terhadap kalimat tauhid. Bagaimana nih Bung Redaksi...?

Imam Yuharsyah, Guru

Jakarta

UNIK

Saya baru tahu ada majalah Eramuslim Digest di edisi ke 4 ”The New Jerusalem”. Menurut saya majalah ini unik dan menarik. Positioningnya jelas, sarat informasi yang tidak bisa kita dapatkan di majalah lainnya, namun semua itu dikemas dalam gaya penulisan yang populer dan mengalir. Jadi, walau tema-tema yang disajikan termasuk tema-tema yang amat berat, namun mudah dicerna karena disajikan dengan ringan tanpa mengurangi bobotnya.

Walau demikian masih ada sedikit kekurangan, seperti gambar yang masih banyak yang kurang tajam dan jadwal terbit yang belum tetap. Mudah-mudahan ke depannya Eramuslim Digest bisa menjadi majalah Islam terdepan dan mencerahkan umat tauhid ini sehingga tidak mudah dibohongi oleh informasi menyesatkan yang disebarkan oleh media-media Barat. Amien.

Lelly Indrawati, Karyawati

Jakarta


hal 102 - Menuju Bukit Zion

Dalam sejarahnya, Bani Israil sudah dua kali dihancurkan oleh musuh-musuhnya. Kehancuran yang pertama terjadi akibat serangan dari Raja Nebukadnezar dari Babylonia pada tahun 568 SM. Kehancuran kedua karena serangan dari Raja Titus dari Romawi pada tahun 70 M. Dua kali serangan, dua kali pula Haikal Sulaiman hancur dan Bani Israil tercerai-berai. Bahkan dalam serangan kedua, yang dilakukan Titus, Tabut Perjanjian atau Tabut Shekinah (Ark of Covenant) yang merupakan salah satu ‘harta paling bernilai’ bagi Bani Israil hilang.